Isnin, 24 September 2012

Hebatnya Ciptaan Ilahi-Unta


Lima puluh lima derajat celcius adalah suhu yang panas membakar. Itulah cuaca panas di gurun pasir, daerah yang tampak tak bertepi dan terhampar luas hingga di kejauhan. Di sini terdapat badai pasir yang menelan apa saja yang dilaluinya, dan yang sangat mengganggu pernafasan. Padang pasir berarti kematian yang tak terelakkan bagi seseorang tanpa pelindung yang terperangkap di dalamnya. Hanya kendaraan yang secara khusus dibuat untuk tujuan ini saja yang dapat bertahan dalam kondisi gurun ini.

Kenderaan apapun yang berjalan di kondisi yang panas menyengat di gurun pasir, harus didisain untuk mampu menahan panas dan terpaan badai pasir. Selain itu, ia harus mampu berjalan jauh, dengan sedikit bahan bakar dan sedikit air. Mesin yang paling mampu menahan kondisi sulit ini bukanlah kendaraan bermesin, melainkan seekor binatang, yakni unta.

Unta telah membantu manusia yang hidup di gurun pasir sepanjang sejarah, dan telah menjadi simbul bagi kehidupan di gurun pasir. Panas gurun pasir sungguh mematikan bagi makhluk lain. Selain sejumlah kecil serangga, reptil dan beberapa binatang kecil lainnya, tak ada binatang yang mampu hidup di sana. Unta adalah satu-satunya binatang besar yang dapat hidup di sana. Allah telah menciptakannya secara khusus untuk hidup di padang pasir, dan untuk melayani kehidupan manusia. Allah mengarahkan perhatian kita pada penciptaan unta dalam ayat berikut:
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

Artinya : "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan." (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)

Jika kita amati bagaimana unta diciptakan, kita akan menyaksikan bahwa setiap bagian terkecil darinya adalah keajaiban penciptaan. Yang sangat dibutuhkan pada kondisi panas membakar di gurun adalah minum, tapi sulit untuk menemukan air di sini. Menemukan sesuatu yang dapat dimakan di hamparan pasir tak bertepi juga tampak mustahil. Jadi, binatang yang hidup di sini harus mampu menahan lapar dan haus, dan unta telah diciptakan dengan kemampuan ini.

Unta dapat bertahan hidup hingga delapan hari pada suhu lima puluh derajat tanpa makan atau minum. Ketika unta yang mampu berjalan tanpa minum dalam waktu lama ini menemukan sumber air, ia akan menyimpannya. Unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu sepuluh menit. Ini berarti seratus tiga puluh liter dalam sekali minum; dan tempat penyimpanannya adalah punuk unta. Sekitar empat puluh kilogram lemak tersimpan di sini. Hal ini menjadikan unta mampu berjalan berhari-hari di gurun pasir tanpa makan apapun.

Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun sistem pencernaan pada unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan mulut binatang ini telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah.

Perutnya memiliki disain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk mencerna hampir semua tumbuhan di gurun pasir. Angin gurun yang muncul tiba-tiba biasanya menjadi pertanda kedatangan badai pasir. Butiran pasir menyesakkan nafas dan membutakan mata. Tapi, Allah telah menciptakan sistem perlindungan khusus pada unta sehingga ia mampu bertahan terhadap kondisi sulit ini. Kelopak mata unta melindungi matanya dari dari debu dan butiran pasir. Namun, kelopak mata ini juga transparan atau tembus cahaya, sehingga unta tetap dapat melihat meskipun dengan mata tertutup. Bulu matanya yang panjang dan tebal khusus diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata. Terdapat pula disain khusus pada hidung unta. Ketika badai pasir menerpa, ia menutup hidungnya dengan penutup khusus.

Salah satu bahaya terbesar bagi kendaraan yang berjalan di gurun pasir adalah terperosok ke dalam pasir. Tapi ini tidak terjadi pada unta, sekalipun ia membawa muatan seberat ratusan kilogram, karena kakinya diciptakan khusus untuk berjalan di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, dan berfungsi seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas membakar di bawahnya. Tubuh unta tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin membeku setelah matahari terbenam. Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung yang tebal. Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian. Disain khusus ini memperlihatkan kesempurnaan penciptaan unta.

Marilah kita renungkan semua ciri unta yang telah kita saksikan. Sistem khusus yang memungkinkannya menahan haus, punuk yang memungkinkannya bepergian tanpa makan, struktur kaki yang menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, kelopak mata yang tembus cahaya, bulu mata yang melindungi matanya dari pasir, hidung yang dilengkapi disain khusus anti badai pasir, struktur mulut, bibir dan gigi yang memungkinkannya memakan duri dan tumbuhan gurun pasir, sistem pencernaan yang dapat mencerna hampir semua benda apapun, lapisan tebal khusus yang melindungi kulitnya dari pasir panas membakar, serta rambut permukaan kulit yang khusus dirancang untuk melindunginya dari panas dan dingin.

Tak satupun dari ini semua dapat dijelaskan oleh logika teori evolusi, dan kesemuanya ini menyatakan satu kebenaran yang nyata: Unta telah diciptakan secara khusus oleh Allah untuk hidup di padang pasir, dan untuk membantu kehidupan manusia di tempat ini.

Begitulah, kebesaran Allah dan keagungan ciptaan-Nya tampak nyata di segenap penjuru alam ini, dan Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Allah menyatakan hal ini dalam ayat Al-quran:

إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا

Artinya : "Sesungguhnya, Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan – Nya meliputi segala sesuatu." (QS. Thaahaa, 20:98)


                                          

#Sumber
HarunYahya.com

Boleh saya berzina?



Suatu hari pasangan kekasih ni nak kuar dating. Setibanya si pakwe di hadapan rumah makwenya… 

Gadis : Masuklah dulu, jumpa dengan ayah saya.
*
Teruna : Boleh ke?*

Gadis : Masuk je lah, saya nak bersiap



Menyusup masuk si teruna melalui pintu utama. Pintu yang siap terbuka mengalukan-alukan kedatangan si Teruna.

*
Teruna : Assalamualaikum.*

Bapa Gadis : Waalaikumusalam.

Melihat pada lantangnya suara bapa si gadis, terus si teruna kaku membatu. Lantas si gadis menarik tangan si teruna menyedarkan dari lamunan itu.

Gadis : Mari, duduk kat kerusi
*
Teruna : Eh..*

Setelah tangan dihulur dan salam bertaut, duduklah si teruna di kerusi hampir menghadap bapa si gadis. Hanya surat khabar yang menjadi tabir antara mereka.

Bapa Gadis : Nak jalan kemana hari ni?
*
Teruna : Bandar je pak cik, dia nak carik barang katanya. Barang apa tak taulah saya*

Bapa Gadis : Oh..
*
Teruna : ??*

Hampir 5 minit senyap tanpa suara. Dan ibu si gadis keluar dari tabir ruang utama dan ruang belakang membawa air serta biskut kering. Si teruna senyum kelat.

Ibu Gadis : Minum la ni sikit. Kamu sudah sarapan?
*
Teruna : Ehh. Sudah cik. Terima kasih.*

Ibu Gadis : Kamu ni malu-malu pula dengan kami.
*
Teruna : Segan cik. Hehe*

Bapa Gadis : Bila kamu nak hantar rombongan?

Ibu Gadis : Eh. Apa ayahnya ni?
*
Teruna : Ehh. Duit takde lagi. Hehe*
Bapa Gadis : Kamu bawa anak kami kehulu-kehilir. Apa orang kata nanti?
*
Teruna : (Eh. Malu ngan orang ke malu ngan Allah, lagi takut orang kata dari Allah yang menghukum) Kami naik kereta je cik, tak de la nampak berkepit sangat. Boleh saya tanya cik sikit*
Bapa Gadis : Boleh takde masalah
*
                                        
Teruna : Pakcik ngan makcik nak letak wang hantaran berapa ye?*
Bapa Gadis : Kalau boleh 20 ribu

Ibu Gadis : Ehh. Tak kisah la, tapi kalau boleh makcik nak lebih tinggi sikit dari orang sebelah ni
*
Teruna : Berapa tu mak cik?*
Ibu Gadis : Dalam 25 ribu ke atas dan dulang 25 ke atas pihak lelaki
*
Teruna : (Amboi, ko melantak dulang ke ape? Wuhaa.. 25 ribu. Mana nak dapat? Aduh..) Tingginya mak cik, tak boleh rendah lagi ke?*

Bapa Gadis : Itu nasib kamu la, kamu yang nak kat anak kami. Lagipun dialah satu-satunya anak perempuan kami, kene lah market sikit. Nak grand-grand camtu.

Si teruna hampir hilang akal apabila disebutkan harga si gadis itu. Dan si teruna cuba berbincang untuk merendahkan harga si gadis.
*
Teruna : Erm.. Kenapa anak pak cik tak pakai tudung?*

Bapa Gadis : Itu kenalah tanya maknya
*
 
Teruna : (Ehh. Boleh pas-pas pulak dah)*

Ibu Gadis : Ehh. Awak lah. Apa pulak saya. Awak yang sepatutnya didik anak

Bapa Gadis : Saya kan kerja. Mana ada masa
*
Teruna : (Pulak dah, gaduh nanti) Ehh-ehh. Makcik pakcik. Kita lupakan dulu soalan tadi sebab kalau ikut makcik pun tak tutup kepala jugak. Maksudnya lebih kurang jugaklah. Nak tanya lagi, anak pak cik pandai masak tak?*

Bapa Gadis : hmm.. haram. Tau-tau bangun tido pukul 12 lebih, bukan bangun pagi dah tu. Bangun tengahari. Terus makan tengahari.

Ibu Gadis : Apa la ayahnya, orang ni nak buat anak kita bini, dia cerita buruk-buruk pulak.

Bapa Gadis : Maknya pun sama suka bangun lambat juga.

Ibu Gadis : Abahnya!
*
Teruna : (kah kah kah.. bengong. Camtu pun nak cerita) Hehe.. Okeh. Soalan lagi. Boleh tak dia baca quran?*

Ibu Gadis : Boleh sikit-sikit kot
*
Teruna : Kali terakhir bila?*

Ibu Gadis : Err. Darjah 1 agaknya.
*
Teruna : hmm..*

Ibu Gadis : Kenapa?
*
Teruna : Takda apa makcik. Soalan cepumas. Dia solat tak?*

Bapa Gadis : Apa motif kamu tanya semua ni. Dia kan selalu ikut kamu. Kamu tau la.
*
Teruna : Kalau kat luar saya ajak dia solat, dia cakap datang bulan. Hari-hari datang bulan. Dia tau solat atau tak?*

Hampir terkedu si bapa dan si ibu. Dan pada raut wajah mereka berdua terdapat tanda-tanda kemerah-merahan menahan amarah.

*
Teruna : Boleh saya sambung lagi. Dia tak reti masak, tak reti solat, tak reti mengaji, tak reti nak tutup aurat sebelum dia jadi bini saya lagi. Dosa-dosa dia terang-terang pegi kat makcik ngan pakcik. Lagipun tak berbaloi harga 25 ribu untuk dia. Lainlah dia ni ‘hafizah’, 30 juzuk dalam kepala, bertutup litup habis dari bawah sampai ke atas dan tau jaga batas, haa.. itu barulah berbaloi 100 ribu pun saya sanggup bayar. Tapi orang macam tu kalau kahwin mereka memilih untuk serendah-rendah mahar. Sebab sebaik-baik perkahwinan adalah serendah-rendah mahar. Mata bapa si gadis direnung tajam oleh mata ibu si gadis. Keduanya senyap tanpa suara. Ketiga mereka menundukkan kepala. Lumrah adat untuk menjadikan anak perempuan untuk dijadikan objek pemuas nafsu hati menunjukkan kekayaan serta bermegah-megah dengan apa yang ada. Terutamanya pada majlis perkahwinan. Adat mengatasi agama. Dibiarkan anak perempuan dihias dan dibuat pertunjukkan di khalayak ramai. Sedang pada waktu itu akad telah dilafaz si suami, dan segala dosa anak perempuan sudah mula ditanggung oleh si suami. Amatlah rugi. Mahar berpuluh ribu dibayar pada isteri dan sepatutnya hanya si suami seorang yang berhak melihat, tetapi pada hari pertama perkahwinan iaitu semasa persandingan sahaja berpuluh ribu mata yang melihat si isteri. Seolah-olah si suami membayar mahar untuk mereka sekali.*

Bapa Gadis : Tapi kan. Pakcik nak anak pakcik rasa sekali. Benda seperti tu kan sekali seumur hidup.
*
Teruna : Pakcik nak anak pakcik rasa ke pakcik yang rasa grand?*

Ibu Gadis : Tentulah kami berdua pun turut gembira.
*
Teruna : Ye ke? Pakcik, makcik, saya bukan apa. Sekarang dosa anak pakcik, pakcik yang tanggung. Esok lusa lepas akad nikah terus dosa dia saya yang tanggung. Pastu pakcik nak buat bersanding pulak. Setiap mata yang memandang saya akan dapat dosa. Lagilah saya berdosa sangat-sangat.*

Ibu si gadis segera mengambil langkah mudah dengan menarik diri daripada perbualan itu. Si ibu tahu, si teruna bercakap menggunakan fakta islam. Dan tidak mungkin ibu si gadis dapat melawan kata si teruna itu.

Bapa Gadis : Kau memandai pulak nak cakap agama ngan kami.
*
Teruna : Ehh. Maaflah pakcik. Bukan saya nak cakap pasal agama. Tapi itulah hakikat sebenar. Kita terlalu pandang pada adat sampai lupa agama.*

Bapa Gadis : Camni lah. Kamu sediakan 25 ribu, ngan 31 dulang. Kalau takde, kamu tak boleh kahwin ngan anak aku!
*
Teruna : Lama lagilah camtu. Dalam umur saya 30 lebih, baru dapat masuk meminang. Kalau camtu pakcik, ‘izinkan saya berzina ngan anak pakcik’?*

Bapa Gadis : Hoi! Kau dah melampau, ko baik-baik sikit cakap tu. Jangan main sedap mulut je.

*Teruna *: Dengar dulu penjelasan saya pakcik. Pakcik tau tak apa sebab orang berzina dan banyak anak luar nikah? Sebab benda ni lah pakcik. Selalunya ibu bapa perempuan yang meletakkan berpuluh ribu ringgit sampaikan pihak lelaki terpaksa menangguh hasrat untuk berkahwin. Tetapi cinta dan nafsu kalau tidak diiringkan dengan betul, syaitan yang jadi pihak ketiga untuk menyesatkan manusia. Akhirnya mereka mengambil jalan pintas memuaskan nafsu serakah dengan berzina. Mula-mula memang ringan-ringan dahulu pakcik, pegang-pegang tangan, peluk-peluk, pegang pinggul, dan sebagainya. Tapi lama-lama jadi berat-berat. Yang berat-berat tu pakcik sendiri pun boleh bayangkan.

Bapa Gadis : Apa kaitan kamu nak berzina pula
 

*Teruna : *Ye lah. Dah pakcik tak bagi kami kahwin sekarang, biar ada duit dulu baru boleh kahwin. kami nak lepaskan nafsu camna pakcik? Tiap hari saya tengok dia, dia tengok saya. Susah pakcik. Nafsu. Sebab tu saya dengan rendah hati minta izin pada pakcik untuk berzina ngan anak pakcik. Apa yang penting pakcik tahu yang saya dan dia nak berzina. Sebab rata-rata orang yang berzina ni ibu bapa tak tau. Nampak je biasa-biasa sedangkan da berzina. Err.. berzina bukan sahaja yang ehem-ehem je. Ada yang zina-zina ringan. Tapi sebab ringan tu yang akan jadi berat.

Bapa Gadis : Hmm.. Kamu ni peliklah. Nasib baik pakcik cool je. Kalau orang lain, da lama angkat parang. Tapi kalau takde duit, camna kamu nak bagi dia makan
*
Teruna : Hehe.. Pakcik. Pakcik
 lupakah dengan apa yang telah Allah bagitau?*
 
“Dan kahwinkanlah orang-orang bujang (lelaki dan perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang yang soleh dari hamba-hamba kamu, lelaki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari limpah kurniaNya kerana Allah Maha Luas (rahmatNya dan limpah kurniaNya), lagi Maha Mengetahui.” (an Nur 32). Takkan la kita tak yakin dengan apa yang Allah janjikan. Lagipun pakcik, kalau makan dan minum tu insyaAllah, berdaya lagi untuk saya beri pada dia. Tempat tinggal tu kita boleh bincang lagi. Kalau benda ni boleh menghalang kami dari melakukan perkara dosa dan sia-sia. Baiklah disegerakan. Pakcik pun tak mau perkara-perkara tak elok kan.

Senyap tanpa kata bapa si gadis, merenung kata-kata si teruna. Segera bapa si gadis memikirkan cara untuk mematahkan kata-kata si teruna. Dan bapa si gadis mendapat akal.

Bapa Gadis : Kamu tau la zaman sekarang ni. Kalau ikut cara kamu tu. Mungkin kamu tak suka dengan persandingan, pakcik boleh terima. Tapi kamu kena la ambil kira apa orang lain yang akan kata. Tau-tau orang akan mengata anak aku kena tangkap basah dan kena nikah paksa dengan kamu. Mana nak letak muka ni.
*
Teruna : Bagus juga cadangan pakcik tu. Kena tangkap basah 2 ribu je denda. Kat Malaysia takde hudud, dan kalau untung. Boleh nikah masa tu jugak. Bagus-bagus.*

Bapa Gadis : Serius lah sikit.
*
Teruna* : Betul dah tu pakcik. Hehe. Tapi pakcik, saya tak kata pun takde walimatul urus. Sedang walimatul urus itu perlu untuk hebahkan yang anak-anak dah kahwin. itu cara islam. Ok. Tapi yang tak oknya, bersanding tu hahh. Kesian saya pakcik, saya seorang bayar mahar untuk anak pakcik, orang lain pun dapat tengok. Siap kalau berhias secara berlebihan dan orang lain yang lihat menaikkan nafsu syahwat mereka, saya yang berdosa pakcik. Saya yang tanggung dosa dia. insyaAllah pakcik. Kita bukan nak buat apa pakcik. Syariat memang camtu. Maha baiknya Allah sebab jaga kita selama ini, tapi benda remeh-temeh camni pun kita masih pandang ringan dan kita tak menjaga apa yang telah Allah janjikan. Susah lah camtu pakcik. Maaflah kalau ada kata saya yang membuat pakcik kurang senang dengan saya. Segala-galanya kita serah pada Allah, kita merancang je.

Azan zohor berkumandang, jaraknya tidak sampai 10 dari surau berdekatan rumah si gadis. Si teruna memohon untuk ke surau dan mengajak bapa si gadis untuk pergi bersama. Namun ajakan ditolak dengan lembut. Lantas memberi salam dan memohon untuk keluar. Di birai tingkap bapa si gadis melihat si teruna mengeluarkan kopiah dari poketnya dan segera di pakainya. Masuk ke dalam kereta dan hilang dari penglihatan bapa si gadis tadi. Sedang si gadis yang sedari tadi berdiri di balik tirai bersama ibunya menitiskan air mata mendengar luahan kata-kata si teruna terhadap ayahnya. Tudung pemberian si teruna sebagai hadiah pada hari jadinya yang lepas digenggam erat. Ibu si gadis juga menitiskan air mata melihat pada kelakuan anaknya. Segera ibu dan si gadis ke ruang tamu menghadap ayahnya.

Ibu Gadis : Apa yang budak tu kata betul. Kita ni tak beratkan pada agama selama ni. Kita sambil lewa abahnya.

Bapa Gadis : Hmm.. ntahlah, tak tahulah saya. Keras betul budak tu kata tadi. Satu-satu kena. Dia pesan tadi, suruh bersiap, lepas zohor dia amik kamu.
*
Gadis : Takde mood nak pegi la ayah. Ntah..*

Si gadis terus mencapai telefon bimbitnya dan menaip mesej.
*
Si teruna yang selesai mengambil wuduk tersenyum apabila membaca mesej yang baru sahaja diterima daripada si gadis*
“Andai Allah telah memilih dirimu untukku,
aku redha dan akan terus bersama mu,
aku juga akan terus pada agama yang ada padamu.”

“ : )”

“Petang ni takde mood nak keluar, sorry. Dan minggu depan ayah suruh hantar rombongan.”